EPISODE 13 – JEJAK DIGITAL

“Halo Rosa lagi sibuk gak? Bisa tolong ke ruangan saya ya sekarang. Saya perlu bicara,” terdengar suara Ibu Vera yang serak-serak basah dari telepon kantor.

“Baik Bu Vera. Saya ke toilet sebentar ya Bu,” pinta Rosa dengan suara perlahan.

“OK saya tunggu, terima kasih,” jawab Ibu Vera menutup pembicaraan.

“Tok tok”, Rosa mengetuk pintu ruangan kerja Ibu Vera. Ibu Vera mendongakkan kepala dari laptop ke arah jendela, melihat Rosa yang sedang tersenyum ke arahnya. “Hai Rosa, silakan masuk,” Ibu Vera kembali tersenyum ke arah Rosa.

Rosa membuka pintu, memasuki ruangan Ibu Vera sambil menggeser kursi tamu di hadapan meja kerja Ibu Rosa, “Saya duduk ya Bu,” ujar Rosa sembari merapikan roknya duduk di kursi tamu.

“Rosa sehat ya? Bagaimana anaknya sudah gak demam lagi?” tanya Ibu Vera ramah sambil menutup laptop-nya. Ibu Vera terlihat rapi mengenakan setelan blazer biru navy dengan rambutnya yang dicepol ala None Betawi.

“Alhamdulillah sehat Bu. Anak saya juga sudah lebih sehat sekarang, makasih doanya,” jawab Rosa tersenyum ramah dengan lipstick bibirnya berwarna merah marun.

“Saya panggil Rosa karena ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan ke kamu mengenai riwayat kerja yang ada di CV kamu. Tolong kamu baca bagian-bagian yang saya berikan warna kuning,” terang Ibu Vera membuka halaman dokumen yang ada di mejanya, mengarahkan dokumennya ke arah Rosa dan memperlihatkan beberapa data ke Rosa. Rosa membaca satu-satu poin yang ditunjuk oleh Ibu Vera. 

Ibu Vera lalu mengambil dokumen hasil print out dari printer di meja sebelah kirinya sembari meletakkan hasil print out tersebut di hadapan Rosa, “Saya tadi lihat di Google, ada 3 pemberitaan di medsos mengenai kegiatan sekolah SD Tunas Harapan di Bekasi, di situ diberitakan kamu sebagai kepala sekolah. Berita ini muncul di tahun 2014, 2016 dan 2018. Ada foto-foto kamu juga”. Rosa mengalihkan kepalanya dengan tetap menunduk ke arah kanan, membaca hasil print out tadi. Sesekali Rosa memperbaiki roknya. Ibu Vera memperhatikan gerak-gerik Rosa yang kelihatan agak gelisah. 

“Sedangkan riwayat kerja yang ada di CV kamu, tahun segitu kamu bekerja sebagai finance staff di PT Global Sentosa di Sudirman, Jakarta Selatan. Bisa tolong kamu klarifikasi ke saya?” tanya Ibu Vera ke Rosa sembari menyandarkan tubuhnya di kursi kerja.

Rosa terdiam, menolehkan kepala dan matanya ke kiri seakan berpikir untuk menjawab pertanyaan Ibu Vera, “Hmm, saya sebenarnya ingin menerangkan hal-hal ini ke Ibu Vera dari beberapa bulan yang lalu, tapi saya lihat Ibu selalu sibuk dan sering tidak ada di ruangan. Saya khawatir kalau saya ke ruangan Ibu menerangkan hal ini, waktu kerja Ibu jadi terganggu,” jawab Rosa dengan suara merendah dan meletakkan kedua telapak tangan di atas pahanya. 

Ibu Vera hanya menatap mata Rosa dengan penuh tanda tanya menunggu jawaban, “Silakan Rosa apa yang mau kamu jelaskan. Saya selalu ada di ruangan saya dan kalau butuh saya setiap saat pun saya selalu mudah dihubungi. Semua staf saya paham itu.”

“Saya mencantumkan riwayat kerja saya tergantung keperluan dan lowongan kerja yang ada,” terang Rosa sesekali jari jemari di tangan kirinya mengelus lengan tangan kanannya. “Saya hanya berusaha beradaptasi dengan keadaan Bu supaya saya bisa memenuhi apa yang dibutuhkan oleh perusahaan yang lagi membuka lowongan kerja tersebut,” ujar Rosa dengan suara lirih seakan ada hal yang disembunyikan.

Ibu Vera mengernyitkan dahi dan memegang dagunya dengan tangan kirinya, berusaha memahami penjelasan Rosa yang berbelit-belit, “Maksudnya beradaptasi bagaimana? Mungkin saya sederhanakan pertanyaan saya ya supaya lebih mudah dimengerti. Dari dua informasi yang ada di CV dan berita di media sosial tersebut, riwayat kerja yang mana yang benar?” Ibu Vera mengamati gerak dua bola mata Rosa. 

Rosa terlihat semakin gelisah dan bingung, berusaha menghindar dari tatapan Ibu Vera, “Begini Bu, riwayat kerja saya kalau terlihat saya bekerja di Bekasi, kata kakak saya nanti lamaran kerja saya tidak diterima Bu, apalagi kalau saya mau kerja di perkantoran Sudirman, Jakarta seperti sekarang. Beberapa kali saya mencoba melamar lowongan kerja yang ada di perkantoran SCBD dengan riwayat kerja saya di Bekasi, ditolak semua. Jadi saya perlu meng-upgrade riwayat kerja saya supaya lebih terlihat berpengalaman banyak bekerja di Jakarta,” Rosa sedikit menundukkan kepalanya, perlahan meremas kedua tangannya sambil menatap terus menerus hp yang dipegangnya.

“Saya gak paham jawaban kamu Rosa. Penjelasan kamu tidak menjawab pertanyaan saya dan tidak logis. Kamu cukup menerangkan kepada saya, riwayat kerja kamu yang mana yang benar karena jawaban itu yang saya butuhkan,” suara Ibu Vera mulai agak meninggi dan kali ini Ibu Vera memajukan kursi kerjanya ke dekat meja kerja. “Apakah kamu mau menyampaikan riwayat kerja di CV adalah hasil upgrade alias tidak benar?” tanya Ibu Vera dengan nada yang lebih tegas, memperbaiki blazernya.

Tiba-tiba hp Rosa berbunyi, “Maaf Ibu Vera anak saya telepon, boleh saya angkat?” mimik wajah Rosa memohon Ibu Vera. Ibu Vera menganggukan kepalanya.

“Ada apa Nak? Sekarang kamu di mana?” Terdengar suara orang berbicara dengan nada lirih di hp Rosa. “Lagi di rumah sakit mana? Kamu dengan Tante Ida kan?” Wajah Rosa terlihat panik. “Iya mami segera jalan ke sana, tunggu ya. Tante Ida jaga kamu dulu di rumah sakit sampai mami sampai di sana,” mata Rosa berkaca-kaca menutup hpnya. “Bu, saya mohon izin untuk ke rumah sakit, anak saya mendadak muntah-muntah lagi. Anak saya sekarang di sana dengan kakak saya,” Rosa mengatupkan kedua telapak tangannya meminta izin ke Ibu Vera. 

“Gak papa Rosa kamu bisa pergi ke rumah sakit sekarang, semoga kondisi anak kamu tidak serius ya,” jawab Ibu Vera bibirnya menyungging tipis menoleh sinis ke arah Rosa, seolah tidak percaya. Rosa pun segera membalikkan tubuhnya, membuka pintu, keluar ke arah kiri sedikit bergegas kembali ke tempat kerjanya. 

Ulasan:

False Cause (Kausa Palsu)

Kausa Palsu adalah suatu argumen yang secara tidak tepat menyatakan adanya hubungan kausal (sebab akibat) antara dua hal atau lebih, padahal hubungan kausal itu sebenarnya tidak ada. Kausa Palsu ada dua jenis yaitu: (i) Non Causa Pro Causa: Kerancuan ini terjadi jika sesuatu yang bukan sebab dinyatakan sebagai sebab dari sesuatu hal; dan (ii) Post Hoc Ergo Propter Hoc: argumen yang menarik suatu kesimpulan bahwa suatu kejadian adalah sebab terjadinya suatu peristiwa tertentu semata-mata berdasarkan alasan bahwa kejadian yang disebut pertama itu terjadi lebih dahulu dari peristiwa tertentu tersebut. 

Jawaban dan alasan Rosa atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Ibu Vera menggambarkan suatu kerancuan relevansi yang masuk dalam kategori Kausa Palsu yaitu Non Causa Pro Causa. Ibu Vera sebenarnya hanya meminta klarifikasi atas perbedaan informasi mengenai riwayat kerja Rosa yang tercantum di CV dan informasi riwayat kerja Rosa yang ditemukan oleh Ibu Vera di media sosial. Namun alasan yang disampaikan Rosa sangat berbelit-belit terkesan menutupi informasi yang sebenarnya. Rosa menerangkan bahwa riwayat kerja di CV-nya tersebut perlu di-upgrade supaya relevan dengan lowongan kerja yang ada. Penjelasan Rosa secara tidak langsung menunjukkan riwayat kerja di CV-nya tidak benar. 

Jika memang riwayat kerja Rosa yang ada di CV-nya tidak benar maka hal ini memiliki implikasi hukum. Dari konteks hukum pidana di Indonesia, pencantuman informasi yang tidak benar/palsu yaitu riwayat kerja Rosa di CV dapat dianggap suatu tindak pidana pemalsuan dokumen karena isinya tidak benar tapi ingin orang-orang yang membacanya menganggap itu benar walaupun tidak sesuai fakta sesungguhnya. 

Referensi: 

Sidharta, B.Arief. 2020. Pengantar Logika. Bandung: Refika Aditama. 

Leave a Reply