EPISODE 2 – Gertak Sambal ala Chef Julid

“Lena sudah di mana?” telpon Filo ke Lena.

“Bentar lagi sampai agak macet nih jalanan sorry!” jawab Lena sambil melihat jam tangannya. Lena bergegas turun di lobby mall malam itu dan langsung menuju cafe di lantai 5.

“Sorry sorry, udah nunggu lama ya? Tadi aku ada call mendadak. Aku pesan makanan dan minum dulu, laper hehehe. Kamu makan apa?” Lena melihat-lihat menu di atas meja.

“Aku minum aja, lagi diet timbangan naik 10 kg, gila deh ngemil mulu susah remnya, dikomplen terus sama istriku,” jawab Filo dengan memegang perutnya yang buncit.

“Ada apa Filo kok tumben ngajak ketemuan? Kita jarang ngobrol, bener kan,” senyum Lena lebar ke arah Filo yang terlihat misterius.

“Gini aku mau sampaikan hal lain terkait diskusi di pertemuan direksi kemarin. Aku paham sih kamu pasti kesel ya saat dengar Rima bicara. Rima terima laporan dari Mila soal kamu. Hubungan kerja kamu dan Mila jadi buat heboh satu kantor,” imbuh Filo dengan mata tajam  menatap Lena penuh rahasia seperti agen rahasia KGB.

Lena menghela napas. “Oh kamu ajak ketemu untuk bahas rapat direksi kemarin. Iya aku kesal dengan tuduhan Rima yang gak berdasar. Harusnya laporan aku yang didengar. Mila itu sudah jelas lakukan kesalahan fatal. Aku gak habis pikir kenapa Mila dibelain habis-habisan oleh Rima,  padahal kinerjanya kan masih perlu dipertanyakan. Kalau aku menegur Mila karena beberapa kesalahannya wajar kan, aku atasan dia. Aku memberikan feedback atas kinerja dia. Aku hanya ingin proses dan hasil yang baik untuk kantor. Aku bingung kenapa jadi heboh ya? Ini hal biasa saja.” 

Filo tersenyum sinis ke Lena “Kamu tahu gak,  Mila nunjukin chat WA ke beberapa orang di kantor tentang obrolan kamu dengan Mila. Dia bilang kamu bos yang suka mengintimidasi dia. Ada banyak lho chat WA-nya,” nada suara Filo terdengar agak julid. 

“Oh ya?? Wow berani juga ya dia bikin fitnah ke aku. Emang kamu sudah lihat chat WA dia yang katanya aku melakukan intimidasi ke dia?” tanya Lena dengan santai menatap Filo yang tengah melihatnya dengan tajam

“Ehm..Pokoknya chat WA-nya panjang. Males aku bacanya banyak dan panjang banget. Tapi kelihatan kamu salah dalam hal ini,” jawab Filo sembari minum lemon tea memandang penuh keyakinan ke arah Lena. Lena merasakan ada yang aneh dengan sikap Filo kali ini.

“Lalu kamu percaya gosip itu?” Lena menatap heran Filo yang langsung menunduk  berpura-pura mengetik HP-nya, seperti tak menggubris pertanyaan Lena.

“Mila itu mau gugat kamu dan kantor ini karena kelakuan kamu yang kata dia mengintimidasi dia. Mila mengancam akan membuka ini ke semua orang. Rima cerita semua,” ujar Filo dengan tatap  sinis menyudutkan Lena.

“Ohh gitu. Aku gak takut ya, be it. Chat WA memang membuktikan apa? Kamu yakin isi chat itu memang betul? Bisa ya kamu percaya tanpa lihat chat WA-nya dan cek fakta lainnya, hanya dengar cerita Rima? Kamu tahu Rima suka membesar-besarkan masalah dan semua orang yang dia gak suka jadi korbannya. Termasuk kamu sendiri pernah mengalaminya, iya kan?” kata Lena agak kesal sambil menyuap spaghetti aglio olio dan mengelap bibirnya. Filo diam sambil menganggukkan kepalanya perlahan, sesaat menyetujui apa yang diucapkan Lena, tapi kemudian buru-buru mengalihkan sikapnya.

“Tapi Len, kata Rima, karena perbuatanmu, Mila bisa gugat kamu dan kantor minta ratusan juta rupiah lho! Kalau kita mau damai kita harus siapkan uang untuk dia. Kita sekarang jagain kamu dan kantor supaya gak digugat. Kamu harusnya ngerti posisi kita. Kamu hati-hati deh sekarang. Rima juga gunakan Mila untuk geser posisi kamu di kantor. Dia sudah lama dendam dengan kamu sejak kamu mempertanyakan laporan keuangan kantor,” tegas Filo memajukan tubuhnya ke arah Lena. Mimik wajahnya terlihat mencoba menakut-nakuti Lena.

“Oh..jadi menurutmu ini gara-gara kasus lama terkait pertanyaanku tentang laporan keuangan ke Rima? Tapi kamu tahu, dari dulu Rima itu sudah begitu sama aku puluhan tahun. Aku sudah hapal dengan sikapnya,” Lena mulai agak emosi dengan sikap Filo. 

“Intinya Len, aku sudah sampaikan ke kamu ya apa yang jadi perbincangan teman-teman dan omongan Rima tentang kamu. Asal kamu tahu saja keadaan ini jadi kacau sekarang. Ini semua gara-gara kamu yang sudah bikin kita jadi bingung dan terjepit. Gara-gara kamu,” sambil berdiri telunjuk Filo diarahkan ke wajah Lena. Lena menatap Filo tajam. 

”Aku duluan Len,” tanpa memberikan kesempatan Lena bicara, Filo melengos dan langsung berjalan ke luar cafe. Lena menghela nafas panjang. Sekilas Lena melihat senyum penuh misteri di wajah Filo. Lena agak syok dengan sikap dan argumen Filo yang telah mempermainkan emosi dan perasaannya. Tiba-tiba, Lena mengendus sesuatu yang aneh di luar kewajaran. 


Ulasan:

Argumentum ad Ignorantiam & Argumentum ad Baculum 

Kisah tentang Filo dan Lena dalam tulisan di atas memuat beberapa sesat pikir yang bisa kita pelajari. Pertama adalah Argumentum ad Ignorantiam, yakni kerancuan yang terjadi jika sesuatu hal dinyatakan benar semata-mata karena belum dibuktikan bahwa itu salah atau sebaliknya sesuatu dinyatakan salah karena belum dibuktikan bahwa hal itu benar (Sidharta, 2020). Argumen ini muncul karena ketidaktahuan baik karena suatu kebodohan atau ketidakpedulian sehingga mematikan pemikiran kritis. Pemikiran kritis seharusnya digunakan dalam melihat suatu permasalahan terlebih lagi perihal masalah hukum yang dapat menimbulkan suatu konsekuensi hukum yang serius. 

Kesesatan berpikir dapat dilihat dari percakapan di bawah ini dimana Filo menyimpulkan suatu peristiwa/laporan tanpa menelusuri fakta dan bukti. Filo hanya percaya suatu cerita dari Rima yang sumber ceritanya juga tidak jelas dari mana/siapa. Dalam konteks ini, Filo tidak berpikir kritis dan bahkan tidak berusaha bertanya/memperoleh konfirmasi dari Lena terkait tuduhan Mila terhadapnya. Dalam percakapan tersebut seolah-olah Filo sedang menyatakan kebenaran kepada Lena. Filo sepihak menyimpulkan sebagaimana kesimpulan yang dituturkan oleh pemberi informasi ke Filo.

Contoh: “Pokoknya chat WA-nya panjang tapi aku sudah males bacanya banyak dan panjang banget. Tapi kelihatan kamu salah dalam hal ini” jawab Filo sembari minum lemon tea memandang tajam penuh keyakinan ke arah Lena.

“Lalu kamu percaya gosip itu?” Lena menatap heran Filo dan Filo menunduk berpura-pura mengetik HP-nya.

Padahal Filo belum membaca utuh chat-WA dan belum tahu apakah benar isinya.

Selain Argumentum ad Ignorantiam, dalam tulisan di atas ada beberapa sikap Filo yang masuk dalam kategori Argumentum ad Baculum

Argumentum  ad  Baculum atau dikenal juga dengan Appeal to force, adalah jenis argumen yang menggunakan ancaman atau kekerasan fisik untuk mendukung klaim atau pendapat. Dalam argumen ini, seseorang mencoba untuk memaksa orang lain menerima suatu pendapat dengan cara mengintimidasi atau menakut-nakuti, bukannya dengan memberikan alasan atau bukti yang rasional. 

Contoh dalam tulisan di atas adalah saat Filo berkata: “Tapi Len, kata Rima, karena perbuatanmu, Mila bisa gugat kamu dan kantor minta ratusan juta rupiah lho! Kalau kita mau damai kita harus siapkan uang untuk dia. Kita sekarang jagain kamu dan kantor supaya gak digugat. Kamu harusnya ngerti posisi kita. Kamu hati-hati deh sekarang. Rima juga gunakan Mila untuk geser posisi kamu di kantor. Dia sudah lama dendam dengan kamu sejak kamu mempertanyakan laporan keuangan kantor,” tegas Filo memajukan tubuhnya ke arah Lena mencoba menakut-nakuti Lena.

“Mila itu mau gugat kamu dan kantor ini karena kelakuan kamu yang katanya mengintimidasi dia. Mila mengancam akan membuka ini ke semua orang. Rima cerita semua,” ujar Filo dengan sinis sambil sesekali menatap Lena.

Dalam percakapan di atas jelas terlihat berulang kali Filo menyampaikan kalimat ancaman/menakut-nakuti untuk mendukung argumennya. Termasuk beberapa kalimat ini  Contoh: Asal kamu tahu saja keadaan ini jadi kacau sekarang. Ini semua gara-gara kamu yang udah  bikin kita jadi bingung dan terjepit. Gara-gara kamu,” sambil berdiri telunjuk Filo diarahkan ke wajah Lena.

Filo membuat argumen bahwa Lena “salah” berdasarkan sesuatu yang belum jelas faktanya. Bahkan disertai dengan kalimat memojokkan seperti ancaman, tuduhan yang diulang-ulang secara langsung atau tidak langsung.

Referensi: 

Sidharta, B.Arief. 2020. Pengantar Logika. Bandung: Refika Aditama. 

Leave a Reply