“Saya sudah kerja 40 tahun di kantor ini, sudah pasti rasa memiliki saya tinggi dong dibandingkan mereka. Makanya kantor ini milik saya,” Bu Rini berusaha menyakinkan Sofia. “Apalagi saya punya kontribusi yang besar selama 40 tahun,” Bu Rini memperlihatkan angka-angka puluhan miliar di Excel ke Sofia.
Sofia melongo hampir saja air liurnya menetes ke bajunya “Hebat sekali Bu Rini ya. Saya kagum dengan semangat Ibu. Ibu memang role model saya. Jadi sampai sekarang pun Ibu tetap berkontribusi besar ya?” ujar Sofia dengan nada kagum.
“Iya saya tetap juaranya di kantor ini. Kepiawaian saya dalam bekerja sudah diakui banyak orang. Kinerja Lusi di kantor memang lebih dari saya beberapa tahun belakangan ini. Tapi tetaplah saya gak ada tandingannya dan saya pemilik kantor ini. Kamu lihat ya angka-angka ini, saya berbagi dengan Bu FiFo supaya dia bisa hidup di kantor ini. Kasihan nasibnya. Bayangin kalau saya gak berbagi, mungkin saya sudah juara seumur hidup saya,” senyum Rini sambil satu-persatu menunjuk peringkat angka ke Sofia.
“Bu, kalau kinerja Lusi sudah lebih dari Ibu berarti Ibu gak jadi juaranya lagi dong?” tanya Sofia dengan wajah lugu.
“Ya gak gitu cara berpikirnya. Saya lebih senior. Sudah 40 tahun kerja di sini dibandingkan Lusi. Artinya, saya tetap di atas Lusi. Saya tetap yang jadi juaranya. Kontribusi selama bertahun-tahun dahulu lebih banyak, kinerja saya juara dan jadi pemilik kantor ini juga!” tegas Bu Rini sambil menuang teh ke dalam cangkir. “Kamu boleh cek sama karyawan lain yang sudah lama bekerja dengan saya. Mereka pasti tahu saya juaranya dan saya pemilik kantor ini,” ujar Bu Rini sambil melipat kedua tangan di atas dadanya.
Sofia terdiam sejenak agak bingung menatap Bu Rini “ Ya, Ibu memang juara dan pemilik kantor ini.” Suaranya terdengar pelan. Namun lambat laun sepertinya Sofia mulai ikut percaya.
ULASAN :
THE ILLUSORY TRUTH EFFECT dan ARGUMENT OF REPETITION
Kebohongan yang Diucapkan Berulang-ulang Dianggap Kebenaran

The Illusory Truth Effect adalah fenomena dimana informasi yang diberikan berulang-ulang dianggap sebagai kebenaran padahal mungkin saja informasi itu bias. Karena bisa salah/palsu atau sebuah kebohongan.
Lalu adakah kaitannya fenomena ini dengan sesat pikir? Tentunya ada. Di dalam sesat pikir (Logical Fallacy) dikenal istilah Argument of Repetition atau Argumentum ad Nauseam, yaitu: cacat atau sesat logika yang terjadi karena adanya pengulangan pernyataan atau informasi. Padahal belum tentu isi pernyataan atau informasi itu benar alias palsu/bohong. Disinilah fenomena efek ilusipun berperan, nalar kita dibuat tersesat dalam berpikir karena ada pengulangan informasi secara terus menerus sehingga meyakini bahwa hal itu benar. Padahal, bisa saja yang disampaikan sebuah kebohongan atau bukan fakta namun karena terjadi repetisi informasi, otak kita jadi merasa lebih familiar dan otomatis mengurangi kekritisan saat melakukan proses berpikir.
Biasanya metode repetisi digunakan untuk propaganda. Selain itu, kerap dipakai juga oleh orang yang manipulatif untuk mengendalikan orang di hadapannya dengan niat untuk mendapatkan keuntungan pribadi dalam bentuk apapun.
Seperti tulisan di atas, terlihat tokoh Sofia adalah obyek yang sedang dikendalikan pemikirannya oleh tokoh Bu Rini, sosok senior di kantor. Karena tokoh Bu Rini ini berulang menyampaikan pernyataan yang sama, tokoh Sofia tanpa sadar (terpaksa?) menerima pernyataan Bu Rini tersebut walau diluar nalar atau tak sesuai logika pikir. Fakta yang sampaikan bukanlah sebuah argumen yang tepat. Perhatikan kalimat dalam percakapan di atas: “Bu, kalau Lusi kinerjanya sudah lebih dari Ibu berarti Ibu gak jadi juaranya lagi dong?” tanya Sofia dengan wajah lugu. Jawaban Bu Rini,” Ya gak gitu cara berpikirnya. Saya lebih senior. Sudah 40 tahun kerja di sini dibandingkan Lusi. Artinya, saya tetap di atas Lusi. Saya tetap yang jadi juaranya. Kontribusi selama bertahun-tahun lebih banyak dan jadi pemilik kantor ini juga!
Faktanya, berdasarkan informasi dalam kisah di atas kinerja Lusi beberapa tahun terakhir sudah lebih dari Bu Rini. Artinya posisi Bu Rini bukan lagi seorang juara. Namun Bu Rini berulang menyampaikan pernyataan yang sama bahwa tetap Bu Rinilah yang menjadi juara dengan argumen yang dibangun karena faktor senioritas masa kerja dan dulu pernah menjadi juara. Padahal yang menjadi tolok ukur juara adalah pencapaian tertinggi dalam kinerja saat ini bukan lamanya masa kerja atau kinerja di masa lalu. Sofiapun terperdaya atau terpaksa menerima pernyataan tersebut. Disinilah fenomena Illusory Truth Effect bekerja mengacaukan logika karena adanya repetisi informasi walau tak sesuai fakta.
Di beberapa tulisan berikutnya kita akan temukan beberapa jenis sesat pikir yang sering kita jumpai di kehidupan sehar-hari. Yuk kita-kita sama bahas di kolom ini.
Salam waras , yuk kita sikat logika-logika sesat. (Lizi)